Diam-diam layar psikologis kita menginginkan jadi raja. Kalau bukan raja sebenarnya raja di angan-angan pun jadilah. Maka lihatlah apa yang disibukkan oleh media massa kita. Semua tentang Capres, capres dan capres. Bukan tentang apa yang telah mereka buat untuk bangsa ini tetapi tentang siapa yang menang dan kalah nanti.
Kita seperti anak-anak yang berebut kursi mainan. Sementara akibat arogansi penggusuran oleh Satpol PP di Jatim menewaskan seorang bayi bernama Siti Khairiyah. Kita tetap saja tak terusik dengan derita itu. Yang kita pentingkan adalah sedang mengapa Capres kita. Sedang pakai handuk untuk periksa kesehatan pun dipajang di halaman satu koran-koran besar. Seorang wartawan bahkan sempat menanyakan SBY apakah tidak mengambil cuti saat periksa kesehatan. Padahal pemeriksaan kesehatan tak perlu harus cuti seharian. Capres capres dan capres jadi menu utama surat kabar, televisi, pembicaraan di kedai kopi hingga mimpi jadi raja di layar psikologis kita. Atau minimal orang yang dekat dengan raja lalu bangga karena merasa ikut kecipratan punya kuasa dalam urusan orang lain. Tuhan maafkan kami yang tak kunjung dewasa dari nafsu serakah akan kekuasaan, harta dan perempuan. Bangunkan kami dari kelalain ya Robb.
Suatu Malam yang sangat penuh kantuk..
0 komentar:
Posting Komentar