SAUDARA-SAUDARA KU, setiap orang digerakkan oleh dua hal yakni ekonomi (harta) dan rasa aman. Namun ada orang yang digerakkan bukan oleh dua hal di atas. Siapa mereka? Merekalah orang-orang ikhlas yang digerakkan oleh keyakinan akan perjumpaan dengan Allah SWT suatu hari kelak. caranya? ESQ 165 The Way of Live. Join Us!

10 Februari 2011

Beras Mahal

. 10 Februari 2011

Tertuduh Itu Bernama Spekulan

Harga keperluan pokok di pasar tradisional Pekanbaru belum juga normal. Mulai dari pedasnya cabai yang menyentuh Rp100 ribu/kg, hingga beras mudik yang semula Rp9.000/kg meroket hingga Rp15 ribu/kg. Ada apa sebenarnya di balik itu semua?

Laporan HELFIZON ASSYAFEI, Pekanbaru
helfizon@riaupos.com

Mardi (43) warga Tuah Karya Panam hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia terpegun lama di depan sebuah kios penjual beras. Harga beras yang terus merangkak naik di saat keuangannya yang pas-pasan jadi problem. Ia sudah berupaya beralih ke beras yang paling murah namun harganya juga ikut-ikutan naik. ”Wah saya tak tahu harus bagaimana,” ujar Pardi saat ditemui Riau Pos di lapangan. Saat diberitahu ada operasi pasar, semangat Pardi muncul kembali. Ia kemudian mencari informasi dan berupaya mendapatkannya.



Pardi adalah satu di antara warga Kota Pekanbaru yang terpukul akibat kenaikan harga. Pengasilan hariannya sebagai supir angkot makin tak memadai menghadapi kenaikan harga. Pantauan Riau Pos di lapangan. Harga beras di sejumlah pasar di Kota Pekanbaru yang melambung tinggi harganya sepekan terakhir menjadi Rp14.000-Rp15.000 per Kg.
Beras mudik dari Sumbar jenis Anak Daro memang melambung tinggi dari Rp14.000 per Kg naik menjadi Rp15.000 per Kg Ahad kemarin (23/1). Demikian juga beras Sumbar jenis Kuriak Kusuik tembus hingga Rp14.000 per Kg dan beras Solok antara Rp14.00-Rp15.000 per Kg. Beras jenis lainnya juga masih mahal seperti beras Pandan Wangi Rp12.500 per Kg. Selain beras mudik seperti beras Topi Koki, Buah Naga dan Top kelas medium juga ikut-ikutan naik.
Kenaikan harga keperluan pokok kali ini tergolong tidak biasa. Pasalnya tidak ada kenaikan BBM ataupun bencana gagal panen namun harga-harga terus naik. Sementara pedagang beras di Pasar Sukaramai Jalan H Agus Salim Pekanbaru, Aseng mengaku heran dengan gejala tak biasa ini. Ia heran entah kenapa beras mudik harganya mahal, padahal dari segi transportasi Sumbar-Riau jaraknya dekat. ‘’Saya rasa ini ada spekulasi pasar. Pedagang beras tak membeli beras mudik langsung ke pabriknya, tapi mungkin melalui banyak tangan, makanya harganya naik. Ini harus diselidiki Pemerintah lah,’’ kata Aseng.
Sementara menurut pedagang lain, Herman yang biasa memasok hasil bumi impor seperti beras, gula, kacang kedele, kacang hijau, beras, kacang tanah, minuman dan lain-lain adanya pengawa¬san ketat Pemerintah terhadap barang impor, membuat spekulan dalam negeri menaikkan harga. Ini karena tak ada persaingan, makanya spekulan dalam negeri menaikkan harga sembako. Coba Pemerintah membuka kran impor hasil bumi, maka harganya akan stabil.
‘’Dulu harga gula pasir Lampung Rp150.000 per sak, sekarang sudah Rp515.000 per sak. Demikian juga harga kacang tanah, ke¬dele, kacang hijau dulu hanya sekitar Rp6.000 per Kg, sekarang sudah naik tajam sekitar Rp13.000 sampai Rp15.000 per Kg. Kita perkirakan Februari 2011 nanti semua harga akan merangka naik jika Pemerintah tak membuka kran impor,’’ ujar Herman.
Sementara pedagang beras Pasar Sukaramai Jalan H Agus Salim Hj Zulmaini dari Toko Persaudaraan kepada Riau Pos menegaskan memang harga beras mudik naik sejak awal Januari 2011 antara Rp9.000 per Kh hingga Rp12.000 per kg. Saat ini harga Kacang Kedele Rp7.500 per Kg Desember lalu 2010 hanya Rp6.500 per Kg. Kacang Hijau Rp15.000 per Kg, kacang Tanah Rp13.000 per Kg. Sementara harga cabai merah kemarin masih bertahan Rp48.000 per Kg

Beras Premium Naik
Sementara itu menanggapi soal ini Kadis TPH, Ir Basriman melalui Kepala Bidang Perluasan Lahan dan Area (PLA) Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Riau, Ir Hendri mengatakan persoalan ini memang sedang dipelajari apa sebenarnya yang terjadi lapangan. ”Kita sedang mempelajari kenaikan harga ini sebenarnya siapa yang diuntungkan apakah petani, pedagang pengumpul, pedagang perantara atau pedagang eceran,” ujarnya.
Menurutnya gejolak harga lebih banyak terasa di Pekanbaru. “Saya sebenarnya sudah memantau dan mengontak kawan-kawan dinas pertanian di kabupaten se Riau ternyata persoalan harga beras yang melonjak ini hanya di Pekanbaru karena orang Pekanbaru banyak mengkonsumsi beras mudik,” ujarnya di sela acara Dinas Tanaman Pangan di Balai Latihan Pertanian Padang Marpoyan Pekanbaru. Sedangkan di sejumlah kabupaten dan kota ternyata tenang-tenang saja. “Mereka yang selama ini tak tergantung dengan beras premium seperti beras mudik di daerah kabupaten dan kota tidak terpengaruh,” ujarnya.
Menurutnya selama ini kebanyak warga Pekanbaru mengkonsumsi beras mudik sehingga ketika harga beras premium ini melonjak banyak yang terkena dampaknya. “Beras medium seperti Topi Koki, Buah Naga, Top 100 dan lain-lain cenderung lebih stabil. Kalau pun naik hanya tipis, boleh jadi itu imbas kenaikan harga beras mudik,” ujarnya lagi. Menurutnya adanya dugaan spekulan bermain bisa jadi. Apalagi beras kelas medium juga ikut-ikutan naik.
Lebih lanjut Ir Hendri menjelaskan bahwa melonjaknya harga beras premium tidak semata-mata ulah spekulan. “Dari informasi yang kita terima beras mudik dari Sumbar di awal tahun ini belum jadwal panen raya sehingga produksinya menurun,” ujarnya. Selain faktor itu sejumlah sawah di daerah Pasaman Sumbar, lanjutnya, diketahui diserang hama burung dan tikus sehingga produksi menurun karena banyak juga yang gagal panen. Selain itu alih fungsi lahan dari padi ke jagung juga membuat produksi beras dari sana menurun. Sesuai dengan hukum ekonomi, lanjutnya, produksi sedikit permintaan tinggi maka harga naik.
“Itu sudah hukum mekanisme pasar,” ujarnya. Apalagi peminat beras mudik tidak saja berdomisili di Pekanbaru namun juga di sejumlah daerah lainnya di Riau. Sementara itu Desna, seorang pedagang keperluan pokok mengaku tidak melakukan spekulasi harga seperti yang pernah dituding pihak Dinas Perin¬dustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru.
‘’Kita hanya mensesuaikan harga beras dari agen distribusi, tidak mungkin kita menaikan harga sesuka kita. Pembeli juga banyak yang protes dengan saya ketika kita beritahukan harganya,’’ ujar Desna kepada Riau Pos. Sementara Kepala Seksi Meterologi Disperindag Kota Pekanbaru, Mega Miko mengaku masih tingginya harga beras dipengaruhi dengan belum masuknya musim panen sekarang ini, akibatnya persediaan semakin menipis. ‘’Sedangkan cenderung belum turunnya harga sebagian sembako akibat mekanisme pasar yang terjadi setiap awal tahun seperti saat ini,’’ ucapnya. (fiz/azf/ilo)






0 komentar:

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com