SAUDARA-SAUDARA KU, setiap orang digerakkan oleh dua hal yakni ekonomi (harta) dan rasa aman. Namun ada orang yang digerakkan bukan oleh dua hal di atas. Siapa mereka? Merekalah orang-orang ikhlas yang digerakkan oleh keyakinan akan perjumpaan dengan Allah SWT suatu hari kelak. caranya? ESQ 165 The Way of Live. Join Us!

10 Februari 2011

Melawan Defisit Beras

. 10 Februari 2011

Wawancara Khusus Kadis TPH Riau--Ir Basriman
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Riau,
Besarnya konsumsi beras dari pada produksinya di Riau membuat defisit beras masih tinggi. Laju pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan produksi beras dengan defisit mencapai 53 persen 2008 dan membaik menjadi 38,60 persen di 2010. Tingkat ketergantungan pasokan beras dari luar Riau masih tinggi. Apa antsipasinya? Berikut petikan wawancara Wartawan Riau Pos, Helfizon Assyafei dengan Kadis TPH Riau, Ir Basriman.


Mengapa harga beras di Riau mudah bergejolak?
Defisit beras kita masih tinggi. Kita harus melawannya. Artinya ketergantungan pasokan beras dari luar Riau adalah sebuah realitas yang harus diantisipasi. Data 2010 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi beras kita mencapai 596.763 ton. Sedangkan produksi 336.418 ton. Defisit 230.345 ton (38,60 persen).

Apa sebab produksi beras Riau masih rendah?
Ini disebabkan tingginya angka migrasi penduduk ke Riau yang sekitar 4 persen atau di atas angka nasional. Selain itu, kecilnya angka pertambahan lahan sawah dibanding misalnya perkebunan. Malah ada kecenderungan masyarakat mengalihkan fungsi lahan pertanian untuk kebun sawit. Keinginan ini jelas dipengaruhi tingginya harga jual buah sawit.

Gejolak harga beras apa penyebabnya, benarkah spekulan?
Banyak faktor. Di antaranya cuaca ekstrim, gagal panen, serangan hama, atau produksi turun tapi permintaan meningkat seperti halnya beras premium (mudik). Soal dugaan spekulan sedang kita pelajari. Jika kenaikan harga ini dinikmati petani berarti memang faktor yang kita sebutkan di atas tadi yang terjadi. Bila keuntungan di pedagang pengumpul, perantara dan pengecer berarti memang permainan spekulan beras.

Seberapa kuat ketahanan pangan Riau?
Dari angka defisit di atas kita bisa baca tanpa upaya khusus dari kita sendiri maka kita akan selamanya tergantung pada beras dari luar Riau. Kita rentan mengalami gejolak harga karena kita belum swasembada pangan. Bahkan kita terancam rawan pangan karena luas lahan padi kita semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Upaya khusus seperti apa yang Anda lakukan?
Kita membuat sebuah program yang kita sebut dengan Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM). Program ini di rancang untuk menambah pasokan daerah terhadap kebutuhan beras. OPRM ditargetkan 2013 produksi beras 1 juta ton dengan luas areal sawah 100 ribu hektar total dari seluruh kabupaten yang ada di Riau. Sejak dimulai program 2009 lalu, sudah terasa peningkatan hasil produksi gabah kering dibandingkan tahun 2008. Dari 494 ribu ton lebih tahun 2008, meningkat tahun 2009 menjadi 500 ribu ton lebih.

Lokasi mana saja program ini dijalankan?
Kegiatan ini dilaksanakan di 10 kabupaten, 61 kecamatan dan 264 desa. Di lokasi itu sudah kita bangun sistemnya. Data seluruh desa yang melaksanakan di up date di sekretariat kita di TPH Riau. Target 2013 produksi beras 1 juta ton dengan luas lahan 100 ribu hektar.

Bagaimana pendanaannya?
Melalui dana APBN dan APBD. Saya berupaya meyakinkan pusat bahwa Riau punya lahan bagus untuk esktensifikasi. Kita juga kerja keras di 2010. Alhamdulillah mereka makin yakin dan ini tercermin lewat kucuran APBN yang meningkat dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2010 dana APBN masuk ke Riau untuk sektor pertanian mencapai Rp31 miliar lebih. Sebanyak Rp7 miliar lebih dana dekonsentrasi dan Rp23 miliar lebih dan perbantuan. Tahun 2011 alokasi dana APBN meningkat menjadi Rp76 miliar lebih dengan rincian Rp11 miliar lebih dana dekonsentrasi dan Rp65 miliar lebih dana perbantuan. Jadi peningkatan dibanding sebelumnya senilai Rp45 miliar lebih (142,10 persen). Peningkatan dana dekonsentrasi Rp3 miliar lebih (45,55 persen). Peningkatan dana perbantuan Rp41 miliar lebih (174,69 persen). Semuanya ini kita gunakan untuk upaya swasembada beras di masa yang akan datang. Agar kita mandiri secara pangan lepas dari ketergantungan pasokan dari luar Riau.

Ada kendala?
Ya tetap ada namun itu untuk diatasi. Saya sudah berjuang meyakinkan pusat bahwa Riau layak kembangkan pertanian. Kementrian Pertanian juga telah menetapkan Riau sebagai satu di antara tiga provinsi sebagai pengembangan sentra produksi baru di Indonesia. Tinggal lagi kerja keras kita semua. Karena lokasi sawah ini di kabupaten maka saya sudah ingatkan semua jajaran pertanian kabupaten di Riau agar bekerja keras dan sinergi dengan TPH Riau untuk mewujudkan hal ini karena kita telah diberi kepercayaan. Selama ini kita bisa berdalih kendala klasik yakni dana. Sekarang tidak bisa lagi. Uang sudah diberikan. Tinggal lagi kita membuktikan bahwa kita bisa kerja atau tidak. Jika kita gagal maka pemerintah pusat tak akan percaya lagi kucurkan APBN ke Riau.

Tantangan yang Anda hadapi di 2011?
Yang jelas kita rasakan saat ini adalah berkaitan dengan perubahan iklim. Saat ini iklim hujan ekstrim (curah hujan tinggi dan lama). Tingkat intensitas hujan tidak menentu setiap bulannya. Dampaknya bisa terjadi gagal tanam. Solusinya menata kembali pola tana sesuai iklim lokal masing-masing. Penyebaran varietas unggul yang toleran terhadap perubahan iklim seperti Inpari, Inpago dan Inpara.

Apa pesan Anda pada jajaran TPH di Riau?
Kawan-kawan di daerah tolong laksanakan OPRM sesuai komitmen bersama. Kegiatan yang didanai APBD 2011 yakni peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari sekali setahun menjadi dua kali setahun di lahan seluas 3.596 Ha. Selain itu rehabilitasi sawah terlantar 370 Ha dan cetak sawah baru seluas 400 Ha. Melalui program ini juga diberikan bantuan di antaranya berupa benih, pupuk, pestisida, perbaikan jalan usaha tani, perbaikan jaringan irigasi, alat mesin pertanian seperti hand tractors, hidro tiller, power trhesher, paddy reaper, sabit bergerigi dan pompa axial. Laksanakan kegiatan bantuan langsung benih unggul (BLBU) SLPTT padi sebanyak 44.225 Ha. Dampingi kegiatan peningkatan mutu intensifikasi (PMI) padi sebesar 80 Ha yang dibantu APBD Riau. Informasikan perubahan iklim sesuai data BMKG kepada petani dengan segera sehingga bisa melakukan penyesuaian jadwal tanam sesuai informasi BKG.(fiz)





0 komentar:

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com